Selamat Datang di web Titik 7.Tandjung Pandu Wijayan.FKWA ( Forum Komunikasi Winongo Asri )

Senin, 10 Februari 2014

WALIKOTA BUKA FESTIVAL WINONGO ASRI 2013



Haryadi Suyuti secara resmi membuka Festival Winongo 2013 yang bertempat di Lapangan Segoro Amarto disebelah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bendolole Asri BangunRejo RW 13 Kelurahan Kricak. Kegiatan ini berbentuk sarasehan dengan Tema Membangun Budaya dan Ekosistem Sungai Winongo berlangsung pada hari Sabtu (23/11).

Dalam laporan penyelenggaraan, Harsono SE mengungkapkan bahwa saresehan ini bertujuan untuk menerima masukan dari berbagai pihak untuk mempertajam kajian dan pembahasan tentang kawasan sungai dan adanya tindak lanjut komunikasi yang baik antar semua pihak untuk berkiprah dalam penyelamatan dan penataan kawasan Sungai Winongo. Sebagai narasumber dari PUP ESDM DIY yang mengangkat materi Kebijakan Pembangunan Kawasan Pemukiman yang Berkelanjutan, Akademisi UGM dengan Materi Membangun Budaya Masyarakat dalam Menjaga Ekosistem Sungai Winongo dan AECOM World Bank yang mengankat Potensi Pengembangan Kawasan Sungai Winongo. Walikota Yogyakarta sebagai Keynote Speaker sekaligus membuka Kegiatan tersebut secara simbolis melepas bibit ikan lele dari atas Jembatan Merah. Untuk memeriahkan acara ini juga diisi dengan bazaar, kesenian berupa tarian jatilan dan karawitan yang semuanya menampilkan potensi wilayah.

Dalam sambutannya Haryadi Suyuti mengungkapkan apresiasi tinggi kepada komunitas-komunitas dan warga pinggiran sungai yang memiliki komitmen tinggi turut membangun kawasan pinggir sungai Winongo menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Tema sungai selalu kebersihan dan bagaimana keadaan ekosistemnya sekelilingnya. Saat melewati jembatan tak bernama di wilayah RW 13 terlihat sampah yang begitu banyak terutama sisi barat terlihat sangat memprihatinkan. Walikota akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk bisa membersihkan tumpukan sampah tersebut dan selanjutnya warga yang menjaganya tetap bersih.

Tambah Haryadi, daerah tersebut memang terletak di daerah abu-abu karena selatan jembatan masuk Kecamatan Jetis dan utaranya masuk Kecamatan Tegal Rejo sehingga terkadang lolos dari pengawasan. Maka komunitaslah yang bisa berperan penting untuk mengatasi sampah disana, tidak cukup hanya menghimbau saja tetapi juga memberi hukuman bagi yang melanggar. Salah satu cara yang mungkin adalah bagaimana berkomitmen secara tegas memberikan denda bagi warga sekitar yang tertangkap saat membuang sampah. Dendanya digunakan untuk membersihkan sungai setelah dikoordinasikan dengan Lurah dan Camat setempat. Pemkot siap membersihkan sampah yang telah menumpuk tersebut tetapi selanjutnya takkan lepas dari komitmen masyarakat untuk tertib tidak membuang sampah sembarangan lagi. Saat itu pula, Haryadi mengajak masyarakat untuk memberi nama jembatan tak bernama tersebut yang kemudian disepakati bernama Jembatan Merah.

Terpisah, Haryadi Suyuti menambahkan bahwa RTH terdiri dari dua macam, yakni RTH Publik dan Privat. RTH yang telah dimiliki Kota Yogyakarta untuk Privat telah memenuhi target yakni sejumlah 10 persen, sedangkan RTH publik masih belum mencapai target  sejumah 1,9 persen dari 20 persen yang ditetapkan. Pemkot masih akan mengusahakan target ini bisa tercapai dengan mencari tempat-tempat strategis yang memungkinkan. (byu)

Sumber : http://www.jogjakota.go.id/news/WALIKOTA-BUKA-FESTIVAL-WINONGO-ASRI-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar