Selamat Datang di web Titik 7.Tandjung Pandu Wijayan.FKWA ( Forum Komunikasi Winongo Asri )

Selasa, 26 April 2011

SUNGAI WINONGO


Di Yogya ada sejumlah sungai, salah satunya adalah sungai Winongo. Seperti halnya sungai Code yang terletak di tengah kota, sungai Winongo juga terletak di tengah kota, hanya bedanya di barat pusat kota. Kota dalam konteks ini menunjuk beteng Kraton Yogya sebagai nagaro (negara) pada waktu itu. Bedanya lagi, sungai Code memisahkan antara Kasultanan Ngayogyakarta dengan Pura Pakulaman. Sungai Winongo memisahkan antara Kraton Ngayogyakarta dengan pesanggarahan Ambarbinangun. Itu kisah masa lalu mengenai sungai Winongo.
Pada awal orde baru, artinya awal tahun 1970-an,
sungai Winongo airnya masih jernih dan disekitarnya terbentang lahan sawah. Sungai Winongo waktu itu seperti membuat jarak yang "jauh" antara kampung di barat sungai dan di timur sungai. Perkampungan di barat sungai seperti bukan bagian dari Yogya, meski sesungguhnya, kalau dilihat sekarang, terasa tanpa jarak. Sungai pada waktu itu seperti memisahkan kultur masyarakat yang menempati di dua seberang sungai. Masing-masing seperti tidak saling kenal dan sebutan kulon kali (barat sungai) dan wetan kali (timur sungai) menjadii idiom yang khas. Sebutan itu seolah membawa makna: bahwa masyarakat kulon kali berbeda dengan masyarakat wetan kali. Hal yang sama juga terjadi pada masyarakat yang tingggal di njeron beteng (dalam beteng) dan njaban beteng (luar beteng). Predikat itu seperti membawa identitas yang berbeda dan yang satu merasa lebih unggul terhadap yang lain, misalnya orang yang tinggal di njeron beteng merasa lebih tinggi dibanding dengan orang yang tinggal di njaban beteng.
Dan kali Winongo, sebutan yang biasa dipakai untuk menjawakan Sungai Winongo, seolah seperti wilayah antara njaban dan njeron beteng itu. Artinya, antara kulon kali dan wetan kali, seolah sungguh mempunyai perbedaan yang berarti, apalagi jembatan sungai Winongo yang menghubungkan dua wilayah kulon kali dan wetan kali tidak dimengerti sebagai simbol berastunya antara wetan dan kulon kali, tetapi lebih sebagai penanda lalu lintas.
Namun sungai Winongo sekarang berbeda dengan kali nongo (untuk menyebut Winongo) 30 atau 40 tahun yang lalu. Sungai Winongo sekarang, tidak lagi menjadi penanda perbedaan antara kulon dan wetan kali. Predikat yang membawa seolah berbeda dalam identitas itu telah lebur dan yang terjadi adalah sebutan kampung, sungai Winongo tidak lagi dimengerti sebagai pemisah. Namun demikian, disekitar sungai Winongo tidak lagi mudah ditemukan hamparan sawah, tetapi bangunan pemukiman, sehingga sepanjang sungai Winongo sekarang sudah pada penghunian, dan penghuninya pun kebanyakan adalah pendatang yang bukan dari masyarakat sekitar, tetapi orang yang jauh dari sungai Winongo.
Begitulah sungai Winongo (dan juga sungai-sungai lain) bukan lagi dimengerti sebagai tanda pemisah sehingga muncul istilah wetan dan kulon kali. Sungai Winongo adalah sungai yang mempunyai makna kehidupan sendiri dan juga bisa mengairi sawah dari banyak desa, terutama desa di wilayah kabupaten Bantul.(Sumber :Ons Untoro http://www.tembi.org )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar