Haryadi Suyuti secara resmi membuka Festival Winongo 2013 yang bertempat di Lapangan Segoro Amarto disebelah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bendolole Asri BangunRejo RW 13 Kelurahan Kricak. Kegiatan ini berbentuk sarasehan dengan Tema Membangun Budaya dan Ekosistem Sungai Winongo berlangsung pada hari Sabtu (23/11).
Dalam laporan penyelenggaraan, Harsono SE mengungkapkan bahwa saresehan ini
bertujuan untuk menerima masukan dari berbagai pihak untuk mempertajam kajian
dan pembahasan tentang kawasan sungai dan adanya tindak lanjut komunikasi yang
baik antar semua pihak untuk berkiprah dalam penyelamatan dan penataan kawasan
Sungai Winongo. Sebagai narasumber dari PUP ESDM DIY yang mengangkat materi
Kebijakan Pembangunan Kawasan Pemukiman yang Berkelanjutan, Akademisi UGM
dengan Materi Membangun Budaya Masyarakat dalam Menjaga Ekosistem Sungai
Winongo dan AECOM World Bank yang mengankat Potensi Pengembangan Kawasan Sungai
Winongo. Walikota Yogyakarta sebagai Keynote Speaker sekaligus membuka Kegiatan
tersebut secara simbolis melepas bibit ikan lele dari atas Jembatan Merah.
Untuk memeriahkan acara ini juga diisi dengan bazaar, kesenian berupa tarian
jatilan dan karawitan yang semuanya menampilkan potensi wilayah.
Dalam sambutannya Haryadi Suyuti mengungkapkan apresiasi tinggi kepada
komunitas-komunitas dan warga pinggiran sungai yang memiliki komitmen tinggi
turut membangun kawasan pinggir sungai Winongo menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan. Tema sungai selalu kebersihan dan bagaimana keadaan
ekosistemnya sekelilingnya. Saat melewati jembatan tak bernama di wilayah RW 13
terlihat sampah yang begitu banyak terutama sisi barat terlihat sangat memprihatinkan.
Walikota akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk bisa membersihkan
tumpukan sampah tersebut dan selanjutnya warga yang menjaganya tetap bersih.
Tambah Haryadi, daerah tersebut memang terletak di daerah abu-abu karena
selatan jembatan masuk Kecamatan Jetis dan utaranya masuk Kecamatan Tegal Rejo
sehingga terkadang lolos dari pengawasan. Maka komunitaslah yang bisa berperan
penting untuk mengatasi sampah disana, tidak cukup hanya menghimbau saja tetapi
juga memberi hukuman bagi yang melanggar. Salah satu cara yang mungkin adalah
bagaimana berkomitmen secara tegas memberikan denda bagi warga sekitar yang
tertangkap saat membuang sampah. Dendanya digunakan untuk membersihkan sungai
setelah dikoordinasikan dengan Lurah dan Camat setempat. Pemkot siap
membersihkan sampah yang telah menumpuk tersebut tetapi selanjutnya takkan
lepas dari komitmen masyarakat untuk tertib tidak membuang sampah sembarangan
lagi. Saat itu pula, Haryadi mengajak masyarakat untuk memberi nama jembatan
tak bernama tersebut yang kemudian disepakati bernama Jembatan Merah.
Terpisah, Haryadi Suyuti menambahkan bahwa RTH terdiri dari dua macam, yakni
RTH Publik dan Privat. RTH yang telah dimiliki Kota Yogyakarta untuk Privat
telah memenuhi target yakni sejumlah 10 persen, sedangkan RTH publik masih
belum mencapai target sejumah 1,9 persen dari 20 persen yang ditetapkan.
Pemkot masih akan mengusahakan target ini bisa tercapai dengan mencari
tempat-tempat strategis yang memungkinkan. (byu)
Sumber : http://www.jogjakota.go.id/news/WALIKOTA-BUKA-FESTIVAL-WINONGO-ASRI-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar